Nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nigarin memiliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral termasuk Magnesium, Kalium, Zinc, Kalsium, Natrium, Yodium, Selenium, dan Cesium.

Jumat, 11 Januari 2013

TAHU RAMAH LINGKUNGAN, tanpa limbah


Per
soalan klasik dalam UKM Tahu adalah limbah yang berlimpah (ampas dan air sisa penyaringan) sekaligus bau menyengat yang dihasilkan karena whey yang digunakan. Sebagian besar limbah tersebut dibiarkan mengalir di sekitar tempat produksi. Di berbagai tempat, tidak sedikit warga yang protes.

Berbagai jenis tahu dapat kita temukan di pasaran dalam berbagai variasi bentuk, ukuran, warna dan nama tahu. Selain tahu putih atau tahu biasa, di pasar juga dikenal beberapa jenis tahu misalnya tahu sumedang, tahu bandung, tahu takwa, tahu cina, tahu sutera, dan lain-lain.

Wajar saja banyak ragam jenis tahu di pasaran, karena masyarakat Indonesia sangat menyukai makanan berbahan dasar tahu ini karena selain harganya yang murah juga mempunyai kandungan protein, vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.

Meskipun memiliki keragaman bentuk, ukuran, warna dan nama, kesemua jenis tahu tersebut pada dasarnya adalah gumpalan protein yang diperoleh dari filtrat kedelai yang telah dipisahkan dari ampasnya. Selama ini, bahan penggumpal (koagulan) yang lebih banyak dipergunakan dalam proses pembuatan tahu adalah whey disamping bahan penggumpal lain seperti asam cuka dan batu tahu.

Whey adalah cairan sisa proses penggumpalan dalam pembuatan tahu yang masih dapat digunakan lagi sebagai bahan penggumpal dalam proses penggumpalan selanjutnya. Agar dapat digunakan untuk menggumpalkan protein dalam pembuatan tahu, cairan sisa (whey) harus disimpan selama 1 x 24 jam untuk memberikan kesempatan kepada bakteri asam cuka untuk memfermentasikannya.

Saat ini, di pasaran telah ada bahan penggumpal (koagulan)  lain yang dapat menghasilkan tahu dengan kandungan Calcium, Magnesium, Vitamin B-12 dan Isoflavon yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahu yang selama ini ada di pasaran, yaitu NIGARIN yang berasal dari sari air laut (SAL) dan tahu yang dihasilkan kita kenal sebagai TAHU NIGARIN.

“Tahu nigarin ini berbeda dengan tahu lain yang menggunakan cuka. Bisa langsung dimakan tanpa digoreng. Karena memang tidak kecut” Ujar Sujian Toro akrab disapa Toro sebagai salah satu pengembang Tahu Nigarin asal Gresik.

Saat dijumpai dalam kesempatan mengikuti kegiatan Safari Ramadhan bersama Kadin Jatim di Kabupaten Pamekasan. “Bahkan air sisa pemerasan Tahu Nigarin dapat diminum yang biasanya dibuang sebagai limbah di industri tahu lainnya” ujarnya lebih lanjut.

Nigarin, selain dapat menghasilkan tahu dengan kandungan mineral yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahu yang selama ini ada di pasaran, juga dapat menghasilkan sisa air tahu yang langsung dapat diminum. Selain kandungan mineralnya yang lebih tinggi dibanding dengan tahu biasa, sisa air tahu nigarin mempunyai pH yang netral sehingga layak diminum secara langsung.

Sebagai bahan penggumpal tahu, nigarin berasal dari sari air laut (SAL) diperoleh dari sisa pembuatan garam yang dikenal dengan sebutan Nigari karena rasanya pahit yang disebabkan adanya kandungan mineral Magnesium (Mg) di dalamnya. Di dalam nigarin terkandung lebih dari 80 jenis mineral, dengan kandungan utama berupa magnesium dan kalium. Selain itu, terdapat juga kandungan mineral lain seperti selenium, boron dan molybdenum dalam jumlah mikro.

Di Jepang,  nigarin sudah sejak lama digunakan sebagai koagulan (bahan penggumpal) alami dalam pembuatan tahu dan bahan pengawet/pendinginan ikan.

SAL berasal dari limbah tambak garam yang biasa disebut sebagai air tua (bittern) yang berada di atas kristal garam. Petambak garam selalu membuang air tua tersebut, karena jika tidak dibuang kristal garam tidak akan berwarna putih dan rasanya kurang asin. Walaupun berasal dari bahan alami, SAL tetap memerlukan sentuhan tangan manusia untuk mengolahnya dari air laut menjadi SAL yang siap untuk dikonsumsi.

Pembuatan SAL dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam, mulai dari cara yang sangat sederhana sampai memerlukan peralatan yang agak rumit dan mahal. Hal terpenting yang perlu diketahui bahwa kita harus menetapkan kadar magnesium yang ingin kita hasilkan, sesuai dengan tujuan pembuatannya.

Saat ini tengah dilakukan proses pelatihan dan pengembangan UKM Tahu Nigarin di seluruh daerah di Jawa Timur sebagai bagian dalam program bersama Kadin Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi untuk mengangkat pengusaha baru. “Hingga akhir 2012 diharapkan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur dapat menerapkan inovasi dan usaha Tahu Nigarin ini” ujar Dr. Nelson Sembiring, Wakil Ketua Kadin Jatim. “kita telah mendapatkan dukungan besar dari Gubernur dan perusahaan-perusahan rekanan Kadin” tandasnya. (Rimba/Aria)

dikutip dari : http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/08/23/tahu-tanpa-cuka-tahu-nigarin-481449.html

Selasa, 10 Juli 2012

SMK Al Munawwariyyah Membuat Tahu Tanpa Limbah

sumber : 


BULULAWANG – Apa yang dilakukan SMK Al Munawwariyyah Bululawang Kabupaten Malang ini patut dicontoh. Ya, mereka mengembangkan teknologi pembuatan tahu tanpa limbah. Tidak hanya tanpa limbah, prosesnya yang sederhana tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat tahu mulai dari biji kedelai hingga menjadi tahu.
Pembuatan tahu tanpa limbah yang dikembangkan SMK Al Munawwariyyah itu menggunakan sari air laut (SAL) atau nigarin. Dengan penggunaan nigarin, tahu yang dibuat dipastikan akan bebas dari cuka, formalin, borak dan bebas limbah. Semua sisa limbah pembuatan tahu menggunakan SAL dapat digunakan dan dimanfaatkan, bahkan berguna untuk kesehatan tubuh.
“Intinya pada penggunaan nigarin. Caranya, kalau pembuatan tahu biasanya menggunakan cuka, tapi kalau pada pembuatan tahu ini digantikan dengan SAL. Kalau menggunakan cuka tentunya akan berbahaya bagi lambung karena asamnya,” kata Kepala SMK Al Munawwariyyah, Moch. Basjori kepada Malang Post, sambil mendemokan pembuatan tahu nigarin kemarin.
Menurutnya, nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibtuhkan oleh tubuh. Meliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral, termasuk magnesium, kalium, besi, kalsium, boron, selenium dan zinc. Merupakan cairan isotonis yang dapat membantu menjaga keseimbangan reaksi metabolisme di dalam tubuh. Karena itu, penggunaan nigarin sebagai pengental tahu sangat ramah lingkungan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Penggunaan nigarin untuk pembuatan tahu, juga sudah digunakan Jepang sejak lama untuk membuat tahu (tofu).
“Selain lebih ramah lingkungan, pembuatan tahu dengan nigarin juga lebih hemat air. Untuk satu kilogram kedelai hanya membutuhkan sekitart 7 liter air, tahu biasanta membutuhkan air bisa mencapai 60 liter karena harus melakukan pemasakan dua kali,” ungkapnya.
Pembuatan tahu nigarin dilakukan seperti biasanya. Hanya saja, untuk menghancurkan kedelai menggunakan alat untuk menggilingnya. Air sari kedelai dan ampas tidak menyatu. Air dari gilingan itu yang digunakan menjadi tahu nigarin. Air sari kedelai itu direbus hingga mendidih, kemudian dimasukan SAL atau nigarin. Satu kilogram kedelai membutuhkan 40 cc SAL. “Hanya menunggu beberapa saat dengan mengaduknya, air itu dituangkan dalam cetakan dan dipres,” terangnya.
Air dari perasan tahu itu dapat diminum dan baik untuk kesehatan tubuh. Pasalnya, air perasan itu mengandung magnesium. Berbeda jika menggunakan cuka, air perasan itu wajib dibuang tidak dapat dikonsumsi.
“Jadi tidak ada yang dibuang. Semuanya bisa digunakan. Sisa atau limbah kedelainya bisa digunakan untuk pembuatan nugget, bakso dan produk makanan lainnya. Air perasannya bisa untuk diminum untuk kesehatan. Jadi, semuanya bermanfaat dan tidak ada yang dibuang. Tahunya pun lebih gurih dari tahu biasanya,” jelasnya.
Pembuatan tahu nigarin itu terus dikembangkannya, khususnya di Jatim. Sudah banyak UKM pembuatan tahu yang mendapatkan pelatihan darinya untuk membuat tahu nigarin. “Alhamdulillah, hampir semua daerah di Jatim sudah kami datangi untuk memberikan pelatihan tahu nigarin dan akan terus kami kembangkan,” tandasnya.(aim/eno)
sumber : 
http://www.malang-post.com/edupolitan/41376-smk-al-munawwariyyah-membuat-tahu-tanpa-limbah

Rabu, 22 Februari 2012

Tahu Sehat Hadir di Ponpes Al Munawwir Yogyakarta

Pelatihan gratis pembuatan tahu sehat berlangsung hari Minggu tanggal 19 Pebruari 2012 di Ponpes Al Munawwir Yogyakarta.

Pelatihan diikuti para santri dan ustadzah dan masyarakat sekitar dan disaksikan langung oleh Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah ZA, MSi. sebagai istri pengasuh Ponpes Al Munawwir Yogyakarta sekaligus penanggung jawab Madrasah Salafiyah V, lokasi pelatihan bertempat di Komplek R2. Walau hujan sangat deras mereka sangat antusias mengikuti dari awal hingga selasai.

Para peserta nampak sangat penasaran pingin TAHU bagaimana proses pembuatannya, dan pingin segera mencicipi Tahu Sehat.

Tahu sehat ini memang sebagai salah satu solusi permasalahan yang dihadapi dalam proses pembuatan tahu konvensional. Tahu konvensional yang proses pembuatannya menggunakan cuka sebagai bahan peng ogul an memang menimbulkan masalah di lingkungan nya, terutatama baunya menggangu masyarakat sekitar.

Kini dengan menggunakan Sari Air Laut, ada yang menyebut Nigarin, atau Air Tua, patemen saya menyebutnya madu laut, permasalahan tentang limbah terpecahkan sudah.

Proses pembuatan tahu sehat menggunakan sari air laut untuk mengentalkannya. dengan demikian pembuatan tahu sehat :
  • Tanpa Cuka
  • Tanpa Formalin
  • Tanpa Limbah
  • Tanpa Borak
  • Tanpa Pengawet
proses pembuatan tahu sehat membutuhkan waktu yang sangat singkat, sederhana dan praktis, dan mudah dipraktikkan sendiri.

Peserta masih serius memperhatikan tahap demi tahap. Setelah sari kedelai mendidih kemudian dimasukkan sari air laut, terjadi penggumpalan, selanjutnya di dipres di tatakan sederhana. jadilah Tahu Sehat dan setiap peserta mencicipi tahu yang baru saja dibuat. enak gurih kayak tahu yaaa.... kata peserta ... he he he emang baru tahu ya ....






Selasa, 17 Januari 2012

Menteri Hatta Rajasa pun Mencicipi Tahu Sehat



Perhelatan Besar kaum Thoriqoh baru saja usai digelar di PP Al Munawwariyyah Desa Sudimoro Bululawang Malang. Muktamar Jam'iyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyah yang ke 11 memang sudah berakhir Sabtu 14 Januari 2012 yang lalu dan telah ditutup resmi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Sebelum menutup acara, Pak Menteri Hatta Rajasa sempat mampir di Stand Pameran Karya Vokasi
SMK dan Perhuruan Tinggi. Saat singgah di Stand SMK Al Munawwariyyah langsung saya sambut dengan antusias, saya mempersilahkan pak Menteri mencicipi Tahu Sehat buatan SMK Pesantren, SMK Al Munawwariyyah.

Awalnya Pak Hatta Rajasa ragu untuk mengambil irisan tahu, saya menduga pak menteri berpikir bahwa tahu itu masih mentah. Setelah KH. Maftuh Said (Pengasuh PP Al Munawwariyyah sekaligus Sohibul Bait acara Muktamar Thoriqoh ke 11) mengambil irisan tahu putih dan langsung melahapnya kemudian KH. Maftuh Said mempersilahkan Pak Mentri ikut mencicipi tahu SEHAT yang saya sajikan. Pak Menteri pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Kyai. "enak... enak...." kata Pak Menteri.

Rabu, 07 Desember 2011

Membuat Sendiri Sate Tahu Nigarin


Minggu Pagi menjajal menu baru untuk sarapan, SATE TAHU NIGARIN, rasanya woow tidak kalah dengan sate langgananku... tampilannya mengundang selera ... gak percaya ???? coba sendiri di rumah, ayooooo cobaaa......

sumber lain yang ini bisa juga dicoba : http://aneka-resep2.blogspot.com/2010/04/sate-tahu.html

sate tahu
Bahan :
  1. 250 gram tahu , potong dadu
  2. 4 sdm minyak goreng
  3. 1 btg serai
  4. 3 sdm tepung beras
  5. 1 sdm bawang goreng
  6. 3 lbr daun jeruk purut
  7. 1 lbr daun kunyit
  8. 1,5 gelas air
  9. merica bubuk secukupnya
  10. garam secukupnya
  11. tusuh sate secukupnya

Bumbu halus:
  1. 1 buah cabai merah
  2. 1/2 sdt jinten
  3. 1sdm ketumbar
  4. 1 ruas jahe
  5. 1 ruas lengkuas
  6. 1 ruas kunyit
  7. 2 siung bawang putih
  8. 4 siung bawang merah
  9. 3 buah kemiri

Cara membuat :
  • panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum
  • tambahkan air
  • masukkan tahu, serai, daun jeruk, daun kunyit, garam dan merica, masak hingga bumbu meresap
  • angkat, tiriskan, tusuk menjadi sate lalu dipanggang
  • sisa air ditambahkan tepung beras laalu masak hingga mendidih dan mengental
  • sajikan sate tahu, siram dengan bumbu kental dan taburan bawang goreng

Rabu, 19 Oktober 2011

Sosialisasi Green n Clean plus Pembuatan Tahu Nigarin




Selama 2 hari berturut-turut Bapak Basuki Herudjito Ketua RW 12 Kel. Turen Malang mengumpulkan warganya yang tergabung dalam Dasa Wisma 1-4 di Depan Rumahnya.

Acara di didahului sosialisasi program Green N Clean, sosialisasi pembuatan pupuk kompos yang memanfaatkan limbah rumah tangga.

Acara yang ditunggu-tunggu oleh peserta adalah Pelatihan Pembuatan Tahu Nigarin, prosesnya mudah, cepat, murah, dan sangat mendukung sekali dengan program Green n Clean.

Proses Pembuatan Tahu Nigarin tidak menimbulkan gangguan lingkungan, tidak menimbulkan bau, tidak ada limbah yang terbuang, semua hasil proses pembuatan tahu bisa dimanfaatkan.

Bahkan air perasan tahu masih mengandung Mineral yang dibutuhkan tubuh. Tentu saja layak dikonsumsi.

Senin, 17 Oktober 2011

Dimanapun Peserta Selalu Antusias


di Madiun peserta menindak lanjuti dengan menyelenggarakan pelatihan pembuatan tahu nigarin secara gratis, bahkan 1 jam pasti bisa, promonya.




Pelatihan pembuatan tahu nigarin di Kediri diikuti para Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kediri.





Sejak tiga bulan terakhir di tahun ini, 2011 pelatihan pembuatan tahu nigarin selalu mendapat sambutan yang hangat dari para peserta.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh KADIN Jatim dimaksudkan untuk pengembangan dan penguatan UMKM KADIN di Jawa Timur maupun untuk sosialisasi penerapan teknologi tepat guna.

Sedangkan Pelatihan yang dilakukan oleh IME - Inspiring Moslem Entrepreneur dimaksudkan agar tumbuh jiwa-jiwa mandiri, munculnya pengusaha-pengusaha muda, tumbuhnya pengusaha pemula yang tangguh.

Para peserta yang mengikuti pelatihan selalu tampak antusias, barangkali karena hal baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Bahkan para peserta yang punya latar belakang wirausaha tahu lokal (berbahan cuka untuk proses pengentalan) sangat penasaran dan heran melihat pembuatan tahu nigarin yang sangat cepat prosesnya.

Peserta pelatihan juga sangat terkesan, karena proses pembuatan tahu nigarin tidak menimbulkan bau juga tidak mengeluarkan limbah, serta tidak butuh tempat yang luas.

Soal rasa tahu nigarin, peserta selalu berkomentar jujur enak rasanya, gurih. Rasa dan aroma kedelainya masih bisa dibuktikan.