Nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nigarin memiliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral termasuk Magnesium, Kalium, Zinc, Kalsium, Natrium, Yodium, Selenium, dan Cesium.

Selasa, 10 Juli 2012

SMK Al Munawwariyyah Membuat Tahu Tanpa Limbah

sumber : 


BULULAWANG – Apa yang dilakukan SMK Al Munawwariyyah Bululawang Kabupaten Malang ini patut dicontoh. Ya, mereka mengembangkan teknologi pembuatan tahu tanpa limbah. Tidak hanya tanpa limbah, prosesnya yang sederhana tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat tahu mulai dari biji kedelai hingga menjadi tahu.
Pembuatan tahu tanpa limbah yang dikembangkan SMK Al Munawwariyyah itu menggunakan sari air laut (SAL) atau nigarin. Dengan penggunaan nigarin, tahu yang dibuat dipastikan akan bebas dari cuka, formalin, borak dan bebas limbah. Semua sisa limbah pembuatan tahu menggunakan SAL dapat digunakan dan dimanfaatkan, bahkan berguna untuk kesehatan tubuh.
“Intinya pada penggunaan nigarin. Caranya, kalau pembuatan tahu biasanya menggunakan cuka, tapi kalau pada pembuatan tahu ini digantikan dengan SAL. Kalau menggunakan cuka tentunya akan berbahaya bagi lambung karena asamnya,” kata Kepala SMK Al Munawwariyyah, Moch. Basjori kepada Malang Post, sambil mendemokan pembuatan tahu nigarin kemarin.
Menurutnya, nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibtuhkan oleh tubuh. Meliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral, termasuk magnesium, kalium, besi, kalsium, boron, selenium dan zinc. Merupakan cairan isotonis yang dapat membantu menjaga keseimbangan reaksi metabolisme di dalam tubuh. Karena itu, penggunaan nigarin sebagai pengental tahu sangat ramah lingkungan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Penggunaan nigarin untuk pembuatan tahu, juga sudah digunakan Jepang sejak lama untuk membuat tahu (tofu).
“Selain lebih ramah lingkungan, pembuatan tahu dengan nigarin juga lebih hemat air. Untuk satu kilogram kedelai hanya membutuhkan sekitart 7 liter air, tahu biasanta membutuhkan air bisa mencapai 60 liter karena harus melakukan pemasakan dua kali,” ungkapnya.
Pembuatan tahu nigarin dilakukan seperti biasanya. Hanya saja, untuk menghancurkan kedelai menggunakan alat untuk menggilingnya. Air sari kedelai dan ampas tidak menyatu. Air dari gilingan itu yang digunakan menjadi tahu nigarin. Air sari kedelai itu direbus hingga mendidih, kemudian dimasukan SAL atau nigarin. Satu kilogram kedelai membutuhkan 40 cc SAL. “Hanya menunggu beberapa saat dengan mengaduknya, air itu dituangkan dalam cetakan dan dipres,” terangnya.
Air dari perasan tahu itu dapat diminum dan baik untuk kesehatan tubuh. Pasalnya, air perasan itu mengandung magnesium. Berbeda jika menggunakan cuka, air perasan itu wajib dibuang tidak dapat dikonsumsi.
“Jadi tidak ada yang dibuang. Semuanya bisa digunakan. Sisa atau limbah kedelainya bisa digunakan untuk pembuatan nugget, bakso dan produk makanan lainnya. Air perasannya bisa untuk diminum untuk kesehatan. Jadi, semuanya bermanfaat dan tidak ada yang dibuang. Tahunya pun lebih gurih dari tahu biasanya,” jelasnya.
Pembuatan tahu nigarin itu terus dikembangkannya, khususnya di Jatim. Sudah banyak UKM pembuatan tahu yang mendapatkan pelatihan darinya untuk membuat tahu nigarin. “Alhamdulillah, hampir semua daerah di Jatim sudah kami datangi untuk memberikan pelatihan tahu nigarin dan akan terus kami kembangkan,” tandasnya.(aim/eno)
sumber : 
http://www.malang-post.com/edupolitan/41376-smk-al-munawwariyyah-membuat-tahu-tanpa-limbah

Rabu, 22 Februari 2012

Tahu Sehat Hadir di Ponpes Al Munawwir Yogyakarta

Pelatihan gratis pembuatan tahu sehat berlangsung hari Minggu tanggal 19 Pebruari 2012 di Ponpes Al Munawwir Yogyakarta.

Pelatihan diikuti para santri dan ustadzah dan masyarakat sekitar dan disaksikan langung oleh Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah ZA, MSi. sebagai istri pengasuh Ponpes Al Munawwir Yogyakarta sekaligus penanggung jawab Madrasah Salafiyah V, lokasi pelatihan bertempat di Komplek R2. Walau hujan sangat deras mereka sangat antusias mengikuti dari awal hingga selasai.

Para peserta nampak sangat penasaran pingin TAHU bagaimana proses pembuatannya, dan pingin segera mencicipi Tahu Sehat.

Tahu sehat ini memang sebagai salah satu solusi permasalahan yang dihadapi dalam proses pembuatan tahu konvensional. Tahu konvensional yang proses pembuatannya menggunakan cuka sebagai bahan peng ogul an memang menimbulkan masalah di lingkungan nya, terutatama baunya menggangu masyarakat sekitar.

Kini dengan menggunakan Sari Air Laut, ada yang menyebut Nigarin, atau Air Tua, patemen saya menyebutnya madu laut, permasalahan tentang limbah terpecahkan sudah.

Proses pembuatan tahu sehat menggunakan sari air laut untuk mengentalkannya. dengan demikian pembuatan tahu sehat :
  • Tanpa Cuka
  • Tanpa Formalin
  • Tanpa Limbah
  • Tanpa Borak
  • Tanpa Pengawet
proses pembuatan tahu sehat membutuhkan waktu yang sangat singkat, sederhana dan praktis, dan mudah dipraktikkan sendiri.

Peserta masih serius memperhatikan tahap demi tahap. Setelah sari kedelai mendidih kemudian dimasukkan sari air laut, terjadi penggumpalan, selanjutnya di dipres di tatakan sederhana. jadilah Tahu Sehat dan setiap peserta mencicipi tahu yang baru saja dibuat. enak gurih kayak tahu yaaa.... kata peserta ... he he he emang baru tahu ya ....






Selasa, 17 Januari 2012

Menteri Hatta Rajasa pun Mencicipi Tahu Sehat



Perhelatan Besar kaum Thoriqoh baru saja usai digelar di PP Al Munawwariyyah Desa Sudimoro Bululawang Malang. Muktamar Jam'iyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyah yang ke 11 memang sudah berakhir Sabtu 14 Januari 2012 yang lalu dan telah ditutup resmi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Sebelum menutup acara, Pak Menteri Hatta Rajasa sempat mampir di Stand Pameran Karya Vokasi
SMK dan Perhuruan Tinggi. Saat singgah di Stand SMK Al Munawwariyyah langsung saya sambut dengan antusias, saya mempersilahkan pak Menteri mencicipi Tahu Sehat buatan SMK Pesantren, SMK Al Munawwariyyah.

Awalnya Pak Hatta Rajasa ragu untuk mengambil irisan tahu, saya menduga pak menteri berpikir bahwa tahu itu masih mentah. Setelah KH. Maftuh Said (Pengasuh PP Al Munawwariyyah sekaligus Sohibul Bait acara Muktamar Thoriqoh ke 11) mengambil irisan tahu putih dan langsung melahapnya kemudian KH. Maftuh Said mempersilahkan Pak Mentri ikut mencicipi tahu SEHAT yang saya sajikan. Pak Menteri pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Kyai. "enak... enak...." kata Pak Menteri.