SIDOARJO, kabarbisnis.com: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bersama sejumlah pihak terkait kembali melakukan pelatihan teknologi tepat guna untuk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kali ini, pelatihan dilakukan di Wisma Tropodo, Sidoarjo, Sabtu (1/10/2011), dan diikuti sekitar 40 UMKM di daerah Sidoarjo dan sekitarnya.
Koordinator Pelatihan, Puguh Iryantoro, mengatakan, pelatihan UMKM di Sidoarjo difokuskan untuk memperkenalkan teknologi tepat guna dalam proses pembuatan tahu. Dalam hal ini, Kadin Jatim dan tim memfasilitasi UMKM untuk bisa mempercepat proses produksi tahu sekaligus memberi nilai tambah pada produk makanan berbasis kedelai tersebut.
"Kami mendorong pemberian nilai tambah pada produk tahu produksi UMKM lewat penggunaan sari air laut Nigarin," ujar Puguh.
Dia mengatakan, selama ini mayoritas UMKM yang memproduksi tahu masih menggunakan cuka dalam proses produksinya. Jika menggunakan Nigarin, tak akan ada lagi limbah yang terbuang sia-sia dalam proses produksi tahu. Sebab, air sisa perasan tahu bisa digunakan lagi sebagai minuman yang banyak mengandung zat yang bagus untuk tubuh.
Dengan menggunakan sair air laut ini, terang Puguh, kandungan magnesium pada air sisa perasan tahu empat kali lebih tinggi dari tahu biasa. Pada tahu dengan sari air laut, kandungan magnesiumnya mencapai 8,06 mg per 100 gr. Sedangkan pada tahu biasa yang menggunakan cuka hanya 2,11 mg per 100 gr. Khusus untuk tahu yang memakai cuka, meski mengandung magnesium, dalam jangka panjang akan berefek pada iritasi lambung.
Puguh menambahkan, tahu dengan Nigarin juga mempunyai kandungan Vitamin B-12 dan Isoflavon yang lebih besar daripada tahu biasa. Tahu dengan air sari laut mempunyai kandungan vitamin B-12 4,56 mg per 100 gr. Sedangkan tahu biasa hanya 1,02 mg per 100 gr. Tahu dengan sari air laut menggandung Isoflavon 3,11 mg per 100 gr. Sedangkan tahu biasa cuma 0,88 mg per 100 gr.
Saat ini, sari air laut Nigarin sudah bisa didapatkan dengan harga murah. UMKM yang memproduksi Nigarin juga merupakan UMKM binaan Kadin Jatim. "Untuk satu kilogram tahu, perlu sari air laut Nigarin seharga Rp600. Memang lebih mahal dibanding kalau pakai cuka yang harganya Rp200-300. Namun, kalau pakai cuka, air sisa perasan tak bisa digunakan karena mengandung cuka. Di sana ada kelompok protein dan mineral, tapi yang protein akan mengental kalau dipakai cuka," jelasnya.
Pelatihan untuk UMKM di Sidoarjo ini merupakan satu rangkaian program dari pelatihan yang digelar Kadin Jatim dan tim sejak akhir Mei lalu di sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Pelatihan ini dimaksudkan untuk membangun daya saing UMKM. Berbagai model pelatihan diberikan. Total ada 20 aktivitas pelatihan dan penguatan UMKM yang dilakukan Kadin Jatim untuk semua kabupaten/kota di Jatim. Program ini gratis dan bisa diikuti siapa pun.
Di Kabupaten Banyuwangi, misalnya, diadakan pelatihan pembuatan bakso ikan bagi para perempuan dari berbagai latar belakang profesi. Di Lumajang diisi dengan pelatihan pemanfaatan tampar pisang untuk kerajinan. kbc5
sumber : http://www.kabarbisnis.com/read/2823352